
Masa remaja adalah masa dimana seseorang mudah dipengaruhi oleh lingkungan. Perasaan tidak enak hati, solidaritas adalah bagian yang tidak terpisahkan dari lingkaran tersebut sehingga mudah terjerumus terhadap penyalahgunaan narkoba. Penerimaan lingkungan yaitu pertemanan menjadi hal yang dominan bagi para remaja. sehingga sering kali penyalahgunaan narkoba berawal dari lingkungan pergaulan. Berawal dari coba-coba dan ditawari teman adalah faktor yang dominan di kalangan remaja.
berangkat dari permasalahan tersebut, BNNP Sulawesi Tenggara melalui bidang Pencegahan dan Pemberdayaan masyarakat (P2M) memberikan bekal berupa Pembelajaran ketahanan diri anti narkoba kepada siswa-siswi SMAN 2 Kendari. (Rabu/8/9/2021)
kegiatan yang dipandu oleh penyuluh narkoba ahli pertama, Lily Saus, SE, MM ini diselenggarakan diruang belajar dengan menerapkan protokol kesehatan.
Dalam kegiatan ini, siswa-siswi diajak lebih dalam mengenal narkoba, dampak bagi generasi muda serta cara mengendalikan diri, menolak narkoba sehingga terhindari dari penylahgunaan narkoba.
Dalam kegiatan tersebut juga dihadiri langsung oleh Muh. Haldi, S.Pd yang berkesempatan mewakili Kepala Sekolaj SMAN 2 Kendari yang berhalangan hadir.
Dalam penjelasannya, Lily Saus menjelaskan tentang Alat Ukur Ketahanan Diri Anti Narkoba (Anti Drug Scale/ADS). ADS adalah instrumen pemetaan kondisi masyarakat Indonesia yang mengukur pengendalian diri dan penolakan untuk terlibat serta terpengaruh penggunaan Narkoba.
Ada tiga dimensi penting dalam ADS, yaitu;
1) Self-regulation, 2) Assertiveness, dan 3)Reaching out.
1) Self-regulation
Menurut Baumeister dkk., self-regulation adalah proses individu untuk mengontrol pikiran,
perasaan, dorongan, dan nafsu mereka. Self-regulation juga merupakan aksi dari koordinasi
kebutuhan internal dan eksternal untuk mengatur perasaan, serta atensi individu (Bakhshani &Hosseinbor). Kesimpulannya, self-regulation adalah kemampuan untuk mengontrol dorongan,emosi, dan pengaruh lingkungan terhadap diri.
2) Assertiveness
Assertiveness merupakan perilaku individu yang kompleks dalam konteks interpersonal untuk mengekspresikan perasaannya dengan tegas dan jujur, tetapi tetap menghormati perasaan dan hak orang lain (Galassi & Galassi). Assertiveness juga didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengutarakan secara langsung pikiran dan apa yang diinginkan atau tidak diinginkan kepada orang lain secara tegas.
3) Reaching out
Dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba, reaching out dapat dijadikan acuan dengan menerima tantangan, menggunakan kesempatan, dan meningkatkan keterhubungan dengan orang lain untuk meningkatkan aspek positif kehidupan.
Beberapa cara mempertahankan diri dalam menghindari dan memerangi penyalahgunaan Narkoba, di antaranya: Pertama, menggali informasi mengenai narkoba agar terhindar dari bahayanya dan menjadikan kita pribadi yang baik.
Kedua, carilah kegiatan positif sehingga pikiran kita juga jadi lebih positif dalam menjalani
kehidupan sehari hari.
Ketiga, galilah potensi diri sehingga kalian menjadi lebih aktif dan lebih produktif.
Keempat, bersikap tegas dan berani menolak bila ada yang menawari obat-obatan terlarang
sehingga kalian tidak terjerumus pada hal yang negatif
Terakhir, jalani hidup dengan bahagia sehingga kalian bisa menjadi pribadi yang sehat dan
bermanfaat bagian diri kalian sendiri maupun orang lain.